Dihamtam Badai Saat Berangkat Memancing.(Go Fishing when the storm hit)
Please translate your language.
“Besok mancing kemana pak” kata istriku ketika melihat aku sedang menyiapkan alat-alat untuk memancing “ Mancing ke laut dalam di selat makassar Bu” kataku sambil memasukan nilon ke mata kail. “ Jangan lupa Pak, alat-alat keselamatan saat berada dilaut jangan sampai ketinggalan .” “Makasih Bu sudah mengingatkan” Inilah pesan-pesan singkat yang selalu diingatkan oleh Istri tercinta bila aku akan berangkat memancing.
Memancing di laut dalam sangat beresiko dan berbahaya,betapa tidak resiko kapal
yang kita tumpangi mogok, resiko dihantam badai, hujan lebat dan resiko kapal yang kita tumpangi tenggelam ,
Resiko yang berbahaya ini sebelumnya tak pernah terpikirkan sama sekali oleh saya, bagi seorang pemancing, laut sudah menjadi teman dan sahabat yang menyenangkan,tempat rekreasi bagi pemancing mania juga sumber kehidupan bagi jutaan nelayan-nelayan kita, apa yang perlu ditakuti. “Kalau kita sudah ditakdirkan berkubur dilaut apa kita bisa menolak” kata teman mancing saya beberapa waktu lalu, dipikir-pikir ya betul juga hidup ini sudah ada yang mengatur jadi jalani aja dengan penuh tawakal.
Cuaca di pagi hari minggu bulan Agustus mendung dan hujan gerimis ketika kapal yang membawa rombongan kami sebanyak 7 orang mulai meninggalkan pelabuhan semayang, ombak yang menerpa haluan kapal juga tidak terlalu besar, biasanya penomena alam bila hujan gerimis laut akan tenang layaknya seperti hamparan karpet biru. Sayang penomena alam ini tidak berlaku bagi rombongan kami karena sekitar 1,5 jam perjalanan cuaca mulai tidak lagi bersahabat, mendung di langit bertambah gelap gelombang yang tadinya berupa riak-riak kecil begitu cepat berubah ganas karena tiupan angin kencang dengan ketinggian mencapai 2 meter lebih, ditambah lagi hujan mengguyur dengan derasnya, kapal yang sebelumnya berjalan membelah ombak dengan tenang mulai dihempas-hempaskan dan timbul tenggelam di permainkan gelombang laksana sepotong gabus ditengah laut luas.Seluruh penumpang kapal yang sudah basah kuyup mulai dihinggapi mabuk laut disertai dengan muntah-muntah.Untung saja kapten kapal tidak ikut mabuk,kalau dia ikut mabuk saya tidak bisa membayangkan akan jadi apa kapal kami yang sedang dihantam hujan badai tanpa ada yang mengemudi. Saat seperti ini yang bisa kami lakukan adalah hanya berdoa kepada Allah SWT agar kapal tidak mogok dan terbalik serta secepatnya pula laut kembali tenang dan tenang.Alhamdulillah setelah 2 jam lebih hujan dan badai mempermainkan kapal kami cuaca mulai berangsur-angsur membaik hujan mulai reda dan langitpun telah menghadirkan mentari yang sebelumnya bersembunyi dibalik awan.Namun kegiatan memancing tidak dapat kami lakukan dengan baik dikarenakan kondisi mabuk yang belum pulih, dengan tubuh yang masih sempoyongan achirnya aku tiba juga dirumah dengan selamat, aku peluk istriku dengan erat dalam hati aku bersyukur kepada Allah SWT karena hari ini aku masih diberikan kesempatan untuk berkumpul kembali bersama keluargaku.Amin.
Balikpapan Agustus 2009.
0 komentar